REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Harga garam petambak rakyat yang kerap anjlok dinilai menjadi sisi lemahnya produksi yang tak memiliki skala ekonomi luas. Untuk itu pemerintah didorong untuk menciptakan wilayah sentra garam yang memiliki skala ekonomi masif.
Terpencarnya garam produksi rakyat itu menyebabkan ongkos angkut dari wilayah produksi ke wilayah konsumsi menjadi membengkak. Belum lagi jika diukur dari biaya produksi, kata dia, garam lokal masih membutuhkan biaya produksi yang sangat tinggi sehingga belum mampu berdaya saing. Rusli menyayangkan pengelolaan komoditas pangan di Indonesia yang kurang memiliki skala ekonomi masif tak seperti sawit. Menurut dia apabila pengelolaan komoditas pangan mampu memasukkan elemen ekonomi yang masif maka dengan sendirinya gejolak harga garam dapat diminimalisasi.
Rusli berpendapat, minimnya daya saing produksi lokal membuat impor garam industri tak dapat dibendung. Kualitas garam memang menjadi salah satu acuan bagi industri untuk mendatangkan garam yang akan digunakan untuk kebutuhan produksi.
Lautnya luas tapi msh impor garam... Kebodohan yg permanen...
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »