Jakarta membara. Sinar matahari membakar Ibu Kota. Begitu pula yang terjadi di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Panasnya membakar sejumlah mahasiswa berjaket almamater warna hijau. Hijau adalah lambangkan kesuburan. Dalam dunia pendidikan artinya lambang perkembangan ilmu sepanjang zaman.
Dia juga mengakui aktivis mahasiswa Unas mengambil alih sekolah China di Senen. “Ya betul. Gedung Unas di Jalan Kalileo awalnya milik sekolah China yang diduduki aktivis mahasiswa KAMI dari Unas. Saat itu Unas belum punya gedung tetap. Unas menyewa tempat di sekitar Jalan Proklamasi,” kata, Amry kepada penulis yang juga alumni Unas di Menara Unas, Ragunan, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Unjuk rasa juga merembet ke kawasan Senen. Kawasan pecinan. Umumnya berciri rumah-rumah dengan atap gentengnya yang runcing. Menjulang ke atas dengan dominasi warna merah. Meniru arsitek di negeri leluhurnya. Warga Tionghoa banyak yang bermukim dan memiliki usaha di Pasar Senen. “Indonesia memang negara Non-Blok. Namun secara politik saat itu, Bung Karno lebih condong dekat dengan Blok Timur atau negara-negara komunis. Sehingga Bung Karno juga menerima dampak yang sangat kuat dari sikap politiknya. Ia juga diminta turut bertanggung jawab atas peristiwa Oktober 1965 dan morat maritnya kondisi ekonomi bangsa,” kata Direktur Sekolah Pascasarjana Unas, Prof Dr Maswadi Rauf. Ia didampingi Ketua Program Doktoral Ilmu Politik Unas, Dr TB Massa Djafar.
Beberapa bulan sebelumnya, pada Oktober 1967, secara mengejutkan pejabat Presiden Jenderal TNI Soeharto membuat keputusan memutuskan hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada Oktober 1967. Segala yang berbau China pun menjadi sasaran amuk massa, termasuk Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Jakarta dan Kampus Res Publika diduduki tentara. Kini menjadi Universitas Trisakti.Relasi komunikasi STA dengan Presiden Sukarno awalnya cukup dekat. Sama-sama saling mengagumi karya masing-masing.
Mereka sesungguhnya mengikuti para pendahulunya. Seperti dilakukan mahasiswanya sejak tahun 1950-an. Antara Deliar Noer yang kritis kepada pemerintah. “Aku masuk di Akademi Nasional jurusan Sosial Ekonomi Politik tahun 1950,” sebut Deliar dalam autobiografinya . Kemudian mahasiswa FSEP Unas lainnya adalah Alfian. Ia mengikuti jejak Deliar Noer. Usai menamatkan kuliah di Unas, Alfian melanjutkan kuliah di University of Wisconsin, AS. Menjadi doktor ilmu politik kedua di Indonesia, dalam usia relatif muda 28 tahun. Alfian juga pendiri Asosiasi Ilmu Politik Indonesia . Deliar dan Alfian menjadi pioner perkembangan ilmu politik di Indonesia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »