Tuntutan agar umat Katolik dan Protestan di Indonesia menggunakan hak pilihnya dalam Pilpres 2024, terus digaungkan. Diprediksi suara mereka tidak tunggal, namun secara umum disebutkan mereka akan berlabuh capres yang berlatar 'nasionalis'. Apakah 'aliran politik' bakal menjadi pertimbangan akhir yang menentukan?
Seruan memilih dengan “hati nurani“ juga disampaikan Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI Pendeta Henrek Lokra. PGI, kata dia, sudah melakukan pendidikan politik ke para jemaat dengan memastikan sudah terdaftar, menyelidiki calon yang akan dipilih, dan menolak politik uang. Michelle juga menganggap lebih rasional memilih calon legislatif atau partai politik yang berseberangan dari parpol koalisi capres-cawapres yang ia pilih nantinya. Supaya jalannya pemerintahan dinamis karena ada oposisi yang seimbang.Nomena Titi Sandra, 31 tahun, yang sudah memeluk Protestan sejak lahir, mengatakan sudah punya pilihan capres-cawapres dalam Pemilu 2024 mendatang, meskipun "belum pasti”.
Untuk pilihan partai politik, ia lebih menyukai yang bergaris nasionalis, sedangkan caleg nantinya ia akan meminta saran dari orang tuanya. "Aku masih tetap mencoblos pilihan dari orang tua, karena aku nggak paham konteks di rumah,” kata Nomena.Berdasarkan data pemerintah, jumlah umat Nasrani per 2022 diperkirakan mencapai 29,01 juta jiwa, atau sekitar 10,53% dari total penduduk Indonesia. Suara mereka cukup menentukan pemenangan Pilpres 2024 yang diikuti tiga pasangan kandidat.
Menurutnya, PDS sulit memperoleh suara karena pemilih Kristen jumlah populasinya tidak dominan secara nasional, termasuk bagaimana partai harus memenuhi syarat ambang batas yang besar. Sementara itu, pasangan nomor urut dua, Prabowo – dari keluarga yang sekular – telah menarik diri dari kelompok konservatif di era pemilu sebelumnya, sementara Gibran disebut “tidak ada masalah dengan Nasrani”.
Politik aliran masih tetap digunakan, akan tetapi lebih pada kepentingan internalisasi dan konsolidasi masing-masing kubu pasangan capres-cawapres. “Kalau melihat dari Nasrani ini masih cair, tidak menonjol pada salah satu pasangan saja. Meskipun ada catatan-catatan pertimbangan ketika memilih,” kata Aisah.Saiful Mujani Research & Consulting merilis jajak pendapat terkait pemilih Muslim dan nonMuslim pada Maret 2023 lalu. Survei ini dilakukan Desember 2022.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »