Perspektif Ahli Soal Percepat Masa Isolasi Pasien Corona COVID-19 yang Tidak Lagi 14 Hari

  • 📰 liputan6dotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 90 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 39%
  • Publisher: 83%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Analisis baru menggarisbawahi seberapa cepat Virus Corona berkembang di dalam tubuh pasien COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Para ahli kesehatan berpendapat bahwa Virus Corona penyebab COVID-19 paling menular pada orang selama sekitar dua hari sebelum gejalanya muncul dan selama lima hari setelahnya.

Di lain tempat, Prancis menghentikan masa isolasi pasien COVID-19 yang diwajibkan menjadi tujuh hari dari 14 hari, dan Jerman sedang memertimbangkan untuk memersingkatnya menjadi lima hari sejak September. Di Amerika Serikat, banyak orang tidak dites sampai satu atau dua hari setelah mereka mulai merasa sakit. Dengan penundaan saat ini, ada banyak yang menerima hasil dua atau tiga hari kemudian, serta menjelang akhir periode penularan.

"Orang yang tidak pernah mengalami gejala tampaknya membawa jumlah Virus Corona baru yang sama dengan pasien bergejala. Tetapi orang tanpa gejala tampaknya membersihkan virus lebih cepat dari tubuh mereka," kata Dr. Cevik dan rekan-rekannya.. "Orang yang lebih tua cenderung menularkan penyakit lebih lama daripada orang yang lebih muda, tetapi tidak ada penelitian dalam analisis yang mendeteksi virus hidup setelah sembilan hari timbulnya gejala. Hasilnya menunjukkan bahwa tes positif hanya menemukan fragmen genetik, daripada virus hidup secara keseluruhan," kata Dr. Cevik.

"Beberapa orang yang lebih tua atau sangat sakit mungkin menularkan penyakit lebih dari seminggu. Tetapi jika periode yang disarankan lebih pendek mendorong lebih banyak orang untuk mengisolasi, manfaatnya akan lebih dari mengimbangi risiko apa pun bagi komunitas dari sejumlah kecil virus yang mungkin masih dibawa beberapa pasien setelah lima hari," kata Dr. Stefan Baral, seorang ahli epidemiologi di Johns Hopkins University.

Cevik mengatakan tes PCR dapat dilakukan setelah isolasi berakhir untuk memastikan diagnosis. Sebagai alternatif, mungkin masuk akal untuk melakukan tes antigen cepat, yang dapat mendeteksi sejumlah besar virus, sambil mengisolasi, untuk memastikan adanya infeksi virus corona yang aktif.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 4. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama