Kamis, 2 Februari 2023 06:09Perdana Menteri Mohammad Hatta menyalami salah satu prajurit Siliwangi yang baru sampai di Yogyakart. IPPHOS©2023 Merdeka.comSebagian besar anggota Divisi Siliwangi sejatinya tak menyetujui Perjanjian Renville yang menjadikan mereka harus terusir dari tanah tumpah darah sendiri. Namun demi loyalitas terhadap Republik Indonesia, keputusan yang sulit itu akhirnya diterima dengan lapang dada.
Salah satunya kewajiban bagi seluruh anggota Divisi Siliwangi untuk hijrah ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mayor Islam Salim mendapat tugas untuk menemui Letnan Kolonel A.E. Kawilarang, komandan Brigade II Suryakancana.Ketika mendapat berita itu dari Islam Salim, Kawilarang marah sekali. Dia merasa keputusan itu sangat merugikan posisi pasukannya yang tengah di atas angin. Tentara Belanda di wilayah Sukabumi dan Cianjur sebenarnya sedang panik dan kocar-kacir saat itu.
"Bukan main bencinya saya. Seperti halilintar di siang hari bolong rasanya…" ungkap Kawilarang seperti dituliskan dalam otobiografinya yang disusun Ramadhan KH,Kawilarang hanya salah satu dari unsur Divisi Siliwangi yang merasa kecewa dengan hasil Perjanjian Renville. Umumnya tak ada prajurit yang paham, mengapa pemerintah menyetujui kesepakatan yang kesannya sangat merugikan pihak Republik itu.
"Daripada kita capek mikirin politik pemerintah, ya sudah kita terima saja perintah itu, kita ini kan cuma bawahan…" ujar Letnan Kolonel Eddie Soekardi, yang saat itu berposisi sebagai komandan Brigade IV Guntur I.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasBola - 🏆 10. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: pikiran_rakyat - 🏆 11. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAbola - 🏆 30. / 51 Baca lebih lajut »