Ada banyak cara untuk mengenang jasa tokoh-tokoh sejarah bangsa yang sudah berkontribusi terhadap pendirian negeri ini. Ada yang dibuatkan monumen, dipatrikan namanya dalam historiografi besar Indonesia, hingga diabadikan jadi nama jalan.
Acara ini bersamaan dengan perilisan buku naskah Antologi Monolog Di Tepi Sejarah yang berisikan 14 naskah monolog musim pertama hingga ketiga yang akan dibagikan ke sekolah-sekolah dan diharap bisa jadi sarana penunjang minat anak-anak Indonesia terhadap seni dan sejarah. Seni Pertunjukan yang Berangkat dari KeadaanPerempuan 44 tahun tersebut juga menyampaikan bahwa seni pertunjukan dipilih karena kemudahan aksesnya yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Itu mengapa buku Antologi Naskah Monolog 'Di Tepi Sejarah' boleh sebebas-bebasnya dipentaskan dalam panggung-panggung berbeda sesuai dengan tafsiran masing-masing.
Ia juga menyampaikan bahwa naskah-naskah monolog tersebut melewati proses riset yang sangat panjang. Naskah monolog soal kisah Raden Ajeng Sukirah disupervisi secara langsung oleh cicitnya, sedangkan naskah dari kisah Ruhanna Kudus dihasilkan lewat pembacaan dan penelaahan panjang tulisan-tulisannya yang pernah diterbitkan.
Seni Monolog Di Tepi Sejarah Buku Seni Pertunjukan Happy Salma Kemendikbudristek
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »