Ketua Pelaksana Kelompok Tani"Mangrove Lestari" Semarang Sururi menunjukkan penghargaan Kalparatu 2024 yang baru saja didapatkannya. ANTARA/Zuhdiar LaeisSemarang - Hamparan hutan bakau terlihat saat memasuki kawasan pesisir Mangunharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan beraneka tanaman khas ekosistem bakau atau mangrove yang sudah menjulang cukup tinggi berbaur dengan biota laut.
Maklum, bibit tanaman bakau tidaklah gratis dan tentu membutuhkan ratusan ribu bibit untuk menghijaukan pesisir. Jadi, Sururi harus membeli, namun tidak punya banyak modal untuk membeli sebanyak itu. Kini, Sururi sudah bisa membudidayakan bibit bakau di lahan seluas 3.000 meter persegi yang disewakan oleh sebuah perusahaan swasta. Lahan budi daya Sururi pun selalu berpindah seiring dengan harga sewa lahan yang terus naik.
Baik mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata , perusahaan yang memiliki program CSR dengan upaya penghijauan, maupun bule-bule dari berbagai negara yang ingin belajar ekosistem bakau. Bahkan, beberapa waktu lalu, Sururi kedatangan tamu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ternyata merupakan tim penilai calon penerima penghargaan Kalpataru.
Bahkan, si bungsu, Fajril Ihza Zulfan, yang masih berkuliah pada semester 8 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undip, siap meneruskan perjuangan Sururi untuk menjaga ekosistem bakau.Sururi memang asli kelahiran Mangunharjo, tetapi wilayah Tugu, Ngaliyan, dan Mijen dulunya masuk wilayah administratif Kabupaten Kendal, sebelum berpindah menjadi wilayah Kota Semarang.
Sebagai Pembina Kelompok Tani "Mangrove Lestari", Prof Sudharto P. Hadi juga mengakui kiprah Sururi yang bersama kelompok taninya menghijaukan dan memulihkan kawasan pesisir Mangunharjo dan Mangkang dari abrasi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »