Liputan6.com, Jakarta Terkesan kasus positif COVID-19 pada anak dan remaja lebih sedikit dibandingkan dewasa, namun orangtua perlu waspada. Ternyata jumlah anak yang meninggal akibat virus COVID-19 ini cukup banyak.
Menurut Nina, ada beberapa alasan kenapa anak-anak dalam hal ini kasusnya lebih sedikit dibandingkan dewasa."COVID-10 pada anak kadang gejalanya tidak khas. Hanya demam atau mencret. Seringkali juga tidak bergejala sehingga orang tua enggan tes. Jadi angka yang dilaporkan rendah," ujar Nina.Nina menuturkan, para ahli di dunia pun mencari alasan rendahnya COVID-19 pada anak ini.
3 dari 5 halamanTips menjaga anak dari COVID-19Nina mengatakan, ada banyak cara melindungi anak dari COVID-19. Selain menggunakan masker dan cuci tangan tentunya, ia berharap, anak tetap di rumah untuk mencegah risiko penularan dari orang lain ataupun menjadi sumber penularan ke orang lain. Selebihnya, Nina mengungkapkan untuk menjaga kebutuhan gizi anak tetap seimbang."Data IDAI menunjukkan, anak kurang gizi dan obesitas bisa jadi faktor risiko infeksi COVID-19. Maka itu penting makanan gizi seimbang," ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »