Penutup kepala perempuan sudah ada sejak zaman dulu dan dikenakan perempuan-perempuan di berbagai daerah di Nusantara secara turun-temurun hingga kini. Kekayaan budaya yang hadir dengan nama dan fungsi beragam memiliki makna luas dalam kehidupan masyarakat di daerah masing-masing.
Kegiatan yang dibuka bertepatan dengan Peringatan Hari Konstitusi ini, Rabu , menampilkan lima perempuan yang menjelaskan makna dan filosofi penutup kepala di daerah mereka masing-masing.Dalam diskusi yang dipandu Yuniyanti Chuzaifah , kelima perempuan tersebut tampil mengenalkan beragam penutup kepala perempuan Nusantara. Mereka bahkan memperagakan cara mengenakan penutup kepala.
”Kami sangat berharap ada regenerasi dengan mendapatkan pengakuan jong bayan sebagai busana adat atau pakaian khas daerah kabupaten Lombok Utara agar tetap lestari dan dijaga sebagai bentuk nilai kearifan lokal yang digunakan oleh para leluhur secara turun-temurun,” ujar Sarbiniwati.Perempuan dari Masyarakat Adat Bayan Nusa Tenggara Barat yang mengenakan penutup kepala kerempuan yang dikenal dengan sebutan ”Jong”.Di daerah Minangkabau, Sumatera Barat, penutup kepala perempuan ada banyak.
Sebagai contoh, ada bulang yang memiliki menggambarkan alat kelamin laki-laki dan perempuan. Simbol alat kelami laki-laki yang diletakkan di bagian dalam memberi arti bahwa perempuan mengangkat harga diri dan derajat suaminya sehingga jika ada kekurangan suaminya harus ditutupi. Sementara bagian yang menggambarkan gambar alat kelamin perempuan yang diletakkan di depan, memberi simbol untuk menghargai perempuan.Di Simalungun, Sumatera Utara, tutup kepala perempuan dikenal dengan nama ”bulang”.
Penutup kepala di Jambi terbuat dari bermacam-macam bahan, seperti kain sarung, katun, songket, ataupun lenen. Kuluk dipakai dalam keseharian maupun dipakai dalam upacara adat, seperti adat perkawinan, pemberian gelar, dan turun sko. Misalnya, Kuluk Ketelang Petang umumnya dibuat dari kain sarung yang dilengkapi dengan ambung di kepala untuk membawa makanan, baju kurung pendek dan sarung tiga perempat, dan memakai sandal kayu.
Tujuan dan fungsinya sesuai dengan jenisnya bagi perempuan adat Dayak Maayan. Tatupung Balit penggunaannya untuk menunjang penampilan agar lebih rapi dan anggun, digunakan pada acara adat, melayat, dan hajatan. Biasanya digunakan dengan baju kebaya.
Komnas Perempuan Warisan Budaya Fenomena Perempuan Adat Penutup Kepala Perempuan Perempuan Nusantara Festival Penutup Kepala Perempuan Nusantara
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »