REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Keputusan Raja Malaysia Yang-di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menunjuk Mahathir Mohamad sebagai Perdana Menteri interim justru memunculkan persoalan politik baru. Pernyataan ini disampaikan pengamat politik dari Universitas Andalas Najmuddin M Rasul.
Najmuddin mengemukakan empat spekulasi politik yang muncul begitu Mahathir menjadi PM interim. Pertama mengenai kewenangan PM interim boleh merombak kabinet atau tidak. Apakah ada batasan kuasa PM interim, apakah Mahathir benar-benar mau memimpin negara tanpa parsipasi pendukung, atau apakah Partai Bumi Bersatu Malaysia besutan Mahathir kembali berkoalisi dengan United Malays National Organisation , Partai Aksi Demokratis , atau Pan Malaysian Islamic Party .
Najmuddin juga menyinggung mengenai peluang pentolan PKR Anwar Ibrahim dicalonkan sebagai PM oleh koalisi Pakatan Harapan . Anwar Ibrahim menurut Najmuddin perlu mencari dukungan 112 kursi parlemen. Sementara Najmuddin melihat koalisi PH tidak lagi solid. Terlebih sejak Mahathir mengundurkan diri dan tidak menepati janji memberikan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.
PM interim Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan Parlemen Malaysia akan mengumpulkan suara pada kandidat baru untuk Perdana Menteri pada Senin mendatang. Jika tidak ada yang dapat memenangkan dukungan mayoritas pada pemungutan suara pekan depan, maka akan ada pemilihan cepat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »