DATA Indonesia Corruption Watch menunjukkan bahwa 40%-50% anggaran pendidikan menghilang sebelum sampai ke siswa. Salah satu penyebab 'kebocoran' anggaran ini adalah pengelolaan pendidikan yang teknokratis dan cenderung programmatic. Pengelolaan pendidikan seperti ini sangat terikat dengan persoalan administrasi dan anggaran.
Selain itu, jelas Rizal, berbagai inisiatif program pendidikan umumnya berasal dari pakar yang bersifat top down yang menyebabkan sering kehilangan konteks dengan kondisi atau tantangan di lapangan. Padahal, pengelolaan pendidikan selama ini terbukti tidak memberikan hasil belajar yang baik dan berkualitas berdasarkan data Programme for International Student Assessment dan Programme for the International Assessment of Adult Competencies .
Di sisi lain, data yang sama menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa SMA dari tes PISA juga menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca siswa Indonesia sebanyak 70% berada di kompetensi minimum. "Artinya, tidak ada kenaikan kemampuan literasi ketika siswa sekolah di SMA dengan ketika telah lulus dari perguruan tinggi. Hal ini mengakibatkan OECD memprediksi bahwa lulusan literasi sarjana kita berada di bawah lulusan SMP di Denmark." lanjut Rizal.
Dicontohkan Rizal, Vietnam yang memiliki 20% alokasi budget seperti Indonesia mampu menghasilkan kemampuan literasi, numerasi, dan saintifik yang jauh di atas Indonesia. Melihat situasi ini, Rizal menyampaikan perlunya model pengelolaan transformasi pendidikan yang lebih relevan dengan keadaan zaman.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »