Sejumlah umat Islam berusaha menyentuh pintu ka'bah seusai tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin . ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Barangkali belum ada sebuah catatan ringkas yang menjelaskan perjumpaan dengan Ka'bah segamblang dan seberani yang ditulis Dr. Ali Shariati, cendekiawan Muslim asal Iran, dalam bukunya berjudul "Haji" yang terbit pertama kali pada 1978. Kerinduan melihat Ka'bah itu seperti kerinduan kekasih berjumpa dengan yang dikasihinya. Namun, ketika berjumpa langsung dengan Ka'bah, Dr. Ali Shariati menulis secara implisit bahwa kerinduan itu seperti kontradiktif.
Ini seperti antitesis dari imajinasi tentang sebuah bangunan spiritual yang sering disaksikan. Ka'bah jauh dari karya arsitektur buatan manusia, seperti layaknya istana nan indah, dengan langit-langit yang menutupi keheningan spiritual. Ka'bah begitu sederhana, tanpa warna-warni dan ornamen karena Allah yang Akbar tidak mempunyai bentuk dan warna. Tidak ada sesuatu yang menyerupai-Nya. Tidak ada pola-pola atau visualisasi Allah yang dibayangkan manusia dapat memberikan gambaran mengenai Dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
IOC Undang 39 Atlet Rusia dan Belarus untuk Berkompetisi di Olimpiade Paris 2024Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengundang 22 atlet Rusia dan 17 atlet Belarus untuk bertanding di Olimpiade Paris 2024.
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »