REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran pembiayaan BPRS diperkirakan akan lebih bergairan pada 2022. Pemulihan ekonomi dan perbaikan kinerja sektor ekonomi yang terus berlanjut dinilai akan lebih mendorong penyaluran pembiayaan di tahun depan.
Baca Juga Menurut Nyimas, ketidakpastian kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah menyebabkan bank semakin berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya. Hal tersebut terjadi sejak September 2020, dimana pertumbuhan pembiayaan menurun hingga berada di bawah pertumbuhan aset dan Dana Pihak Ketiga .
Hal yang sama juga terjadi pada pertumbuhan DPK dan pembiayaan yang juga tumbuh positif masing-masing 9,40 persen dan 7,45 persen. Adapun pangsa pasar perbankan syariah mencapai 6,52 persen per September 2021 yang didukung oleh 12 Bank Umum Syariah , 20 Unit Usaha Syariah dan 165 BPRS. Khusus di industri BPRS, Nyimas menjelaskan, total aset per September 2021 telah mencapai Rp16 triliun dengan jumlah DPK mencapai Rp11 triliun dan pembiayaan yang diberikan sebesar Rp11,45 triliun. Kemudian jumlah rekening juga mengalami peningkatan, dengan rekening DPK tercatat sebanyak 2 juta rekening dan pembiayaan 0,36 juta rekening.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »