di Malang beberapa waktu lalu mengentak kesadaran. Kejadian itu harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, khususnya para orangtua untuk memastikan pengasuhan yang memadai bagi anaknya.
Aghnia Punjabi dan suaminya , orangtua anak korban kekerasan pengasuhnya di Malang, memberikan keterangan pers di depan awak media, Sabtu . ”Dari kasus ini, kita banyak belajar bahwa mengenali anak dan lingkungan terdekat adalah bagian penting dalam tumbuh kembang anak guna memahami risiko-risiko yang ada,” kata Luluk, Senin .
”Kasus kekerasan pada anak sering kali terjadi karena para orangtua totalitas memasrahkan pengasuhan dan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi kepada pengasuh sehingga jarang curiga atau percaya terjadi kekerasan pada anaknya,” katanya. Padahal, menurut Luluk, bisa jadi anak memberikan sinyal terjadinya kekerasan meskipun tidak secara verbal.
”Dampak kekerasan bisa begitu besar, menyasar fisik dan psikis anak. Yang berakibat pula pada masa depan si anak. Orangtua harus lebih memahami tentang perkembangan anak, termasuk kekerasan terhadap anak, dan hukum tentang kekerasan,” katanya. ”Ia melakukannya, katanya, karena anak saya tidak mau diobati bekas lukanya. Tapi, itu tidak masuk nalar, bagaimana dia bisa menganiaya anak saya seperti itu selama lebih kurang satu jam. Semoga polisi bisa mendalaminya,” kata ibunda korban, Aghnia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »