TEMPO.CO, Jakarta - Dokter di rumah sakit Rio de Janeiro, Brasil, mengaku kewalahan menangani lonjakan jumlah pasien Covid-19 pada awal April hingga akhir Mei 2020.Dr Pedro Archer mengatakan dia harus membuat keputusan yang sangat sulit saat menyaksikan banyak pasien kesulitan bernapas dan butuh ventilator.Namun, jumlah ventilator yang dibutuhkan tidak tersedia. Dia memutuskan pasien yang memiliki kesempatan sembuh kecil untuk tidak mendapatkan bantuan ventilator.
Archer melanjutkan,”Terkadang saya akan beri mereka obat pengurang rasa sakit agar mereka tidak menderita. Akhirnya mereka meninggal,' kata dia.Secara terpisah, jaksa penuntut di Brasil mengatakan angka kematian bisa berkurang jika ventilator yang dibutuhkan pasien di ruang ICU tiba tepat waktu.Namun, ini tidak terjadi karena sejumlah pejabat tinggi di Brasil terlibat korupsi pengadaan ventilator senilai US$72,2 juta atau sekitar Rp1 triliun.
Emang ditelan dia Ventilatornya min ?
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »