Pakar UI soal 'Kasus Corona di DKI Flat': Bisa Saja Landai karena Tes Terbatas

  • 📰 detikcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 47 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 22%
  • Publisher: 51%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Epidemiolog dari FKM UI, Pandu Riono menilai pemerintah hanya berupaya untuk membuat masyarakat tenang.

"Terlalu cepat menyimpulkan. Tapi saya mengerti kenapa Pak Monardo harus bicara seperti itu supaya menenangkan masyarakat. Semuanya kadang-kadang hanya ingin menenangkan masyarakat, Juli selesai juga untuk menenangkan masyarakat supaya ada kepastian. Tapi bagaimana mewujudkan kepastian itu, itu yang penting," kata Pandu saat dihubungi, Senin .Pandu menyebut jumlah kasus yang dilaporkan tinggi atau rendah bergantung pada jumlah yang diperiksa.

"Pertanyaannya PDP meningkat nggak? Kalau meningkat itu ada masalah ditesting, jumlah yang dites sama banyak nggak? kalau jumlah yang dites menurun artinya ya pasti kasus yang terkonfimasi menurun karena belum dites. Jadi kalau kita melihat apakah menetap atau tidak seharusnya dari berapa orang yang dites, dan ini yang perlu diinformasikan karena dari berapa orang yang dites itu berapa yang di positif, jadi angka proporsinya nggak ada," katanya.

"Misalnya 100 orang dites, ternyata 50 orang positif, 50 persen. Besok yang dites hanya 50 orang, yang positif 40 orang, artinya jumlah yang dites sedikit. Jadi kalau hanya melihat nilai-nilai mutlak kita bingung, ini nilai dari berapa banyak dari yang sudah dites. Bisa saja angkanya landai atau menurun karena jumlah yang dites terbatas. Jadi kalau jumlah yang ditesting jumlahnya sama atau meningkat baru kita yakin gitu, bahwa ini terjadi penurunan.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

Hrs Nya...Pakar itu beri masukan dan Solusi nya, jgn hny ngoceh saja. Kalau Test jd acuan, ya... perbanyak tempat n sarana Bagi masyarakat mudah lakukan Test Virus Covid 19. Misal, di setiap Kelurahan/Desa, atau Statsiun Kereta SE-Jabotabek.

kami tenang jika bersama keluarga

Ya iya karena kalau panik tambah ribet nimbun barang dan tambah gampang sakit. 😅

Daripada cuma bikin panik

Buat apa bermain angka-angka kalau kenyataannya bisa kau lihat sendiri sehari-hari. Neraka belum terjadi di sini.

kasi lah sehari 1 juta yg nambah.. biar panik, gt mksdnya?

Saya sih berpikiran jika memang jakarta akan mulai berkurang penyebaran covidnya. Potensi yg mengerikan adalah para pemudik yang sudah pulang kampung dan belum melakukan skrining.

You misspelled 'investor'

Bkn spya masy tenang, tp bikin masy ga waspada.

Pakde harus lebih transparan dong jokowi jadi selama ini yang ditest itu berapa banyak secara daily? Jangan cuma data positif/negatifnya aja yang dimunculkan. Emang prevalensinya udah mewakili? Itu angka flat yang diklaim darimana? BNPB_Indonesia KemenkesRI

Tenang kunci utama bos , kalau masyarakat panik ketakutan nanti presiden pemerintah salah .

revolutia Buat apa senang kalau mati

Tentu saja Pak... Lihat saja gambar dibawah, berapa total jumlah tes Indonesia dan berapa banyak tesnya per 1 juta penduduk... 'Oh iYa, sUpAyA wArGa TiDaK pAniK!' ehehe

Ha emang harus bikin tenang dong . Lu bego jadi pakar

Kalo udh berkacamata, aku agak ragu. Masih kepikiran geng kacamata yg lalu lalu

FKM UI katanya menemukan pertama kali kasus covid 19 pada januari lalu dan tidak melaporkannya ke pemerintah. Ini yg buat kecewa pemerintah melalui jubir covid 19. Betul kan pak?

Seneng liat kritisnya warga twitter,

Benar dan Logis sekali ✅✅✅✅

Yapsss sempet kepikiran kek gini juga

Ya tujuannya memang itu pak. Mosok mau bikin rakyat panik. Ky gak tau aja karakter masy kita.

Bkn utk membuat masyarakat tenang, tp utk membuat para investor tenang. Karena yg penting bukan kesehatan warga, tapi kesehatan iklim investasi.

Wah kadrun nih 😁

Anda benar.

Tujuan nya emg itu kan

lihat dr jumlah orang yg dirawat dan meninggal sajalah lbh mewakili... krn jumlah penduduk yg sangat banyak, keterbatasan test dll.. Menangani Jakarta saja sdh susah apalagi pulau jawa

bukannya emang begitu ya? wkwkwk

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 29. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Pakar Hukum: Omnibus Law Ciptaker Bisa Jadi Solusi Regulasi Usai CoronaOmnibus Law Cipta Lapangan Kerja merupakan salah satu solusi untuk mengatasi berbagai masalah lapangan kerja yang terdampak akibat pandemi Corona Covid-19. Fokus ke corona dulu..
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »

Khawatirnya Pakar Hukum hingga Anggota DPR terhadap Perppu CoronaPerppu Corona bikin khawatir banyak orang, mulai dari pakar hukum, aktivis antikorupsi, hingga anggota DPR. Menko Mahfud Md menilai sikap kritis itu wajar. PerppuCorona '...tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana jika dalam melaksanakan tugas didasarkan pada iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.' (copas Ps 27 ay 2 Perppu) Emang ada Tipikor yg dilakuin 'itikad baik' dan sesuai 'ketentuan perUU'?🤔
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »

UI Terima Donasi Penerbit Erlangga Kembangkan Vaksin Covid-19Penerbit Erlangga menyalurkan bantuan berupa alat dan barang penelitian ke Universitas Indonesia (UI) dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »

Banyak Pelanggar Aturan, Pakar: Karena Informasi |em|Hoaks|/em| |Republika OnlineMasyarakat sudah lelah dan khawatir karena berita Covid-19. Karna yg melanggar juga presiden sendiri ketika bagi2 sembako. Bukannya diatur malah dibiarkan rebutan berdesak2an
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Gejala COVID-19 Beragam pada Setiap Orang, Pakar Ungkap SebabnyaGejala pada pasien COVID-19 tidak sama, ada yang demam ada yang tidak, ada yang flu dan yang tidak. Pakar ungkap sebabnya.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »