REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan muncul gerakan mengajak masyarakat serempak berhenti melakukan kegiatan apapun selama tiga hari dan berdiam saja di rumah. Pertanyaannya, apakah gerakan berhenti total selama tiga hari bisa efektif menghentikan penyebaran virus Covid-19?
Gerakan ini dibuat dalam sejumlah flyer dari berbagai pihak termasuk pihak kepolisian juga pihak biro perjalanan. Namun menurut praktisi klinis yang juga Dekan FKUI, Prof Ari Fahrial Syam, informasi yang disampaikan tersebut adalah hoaks. Ia mengungkapkan informasi tersebut menyesatkan bila banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan ia pun tidak mengerti maksud dalam flyer yang mengatakan virus corona jika tidak dipindahkan dalam 24 jam virus akan mati dengan sendirinya."Saya juga tidak mengerti maksud tidak dipindahkan dalam 24 jam akan mati," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Tidak Semua 639 Jenazah yang Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di Jakarta Positif Virus CoronaCatur menyebut beberapa yang meninggal dengan protap Covid-19 berstatus Orang Dalam Pemantauaan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tidak semua yg dugaan meninggal karena corona, dipastikan corona. begitu juga maksudnya?
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »