Dalam persaingan industri penyiaran, konten yang diminati anak usia dini menjadi fokus utama bagi saluran televisi dan channel Youtube .
Penelitian ini melibatkan analisis data dari Studi Anak Nasional Amerika Serikat, yang mencatat setidaknya 1.471 bayi dan balita pada usia 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan dari tahun 2011 hingga 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan tayangan digital pada usia dini dapat meningkatkan risiko perilaku sensorik yang tidak sesuai pada anak-anak.
Untuk mengurangi paparan tayangan digital pada anak-anak, perlu ada pendekatan yang melibatkan pemrosesan sensori oleh terapis okupasi dan penekanan pada aktivitas yang mendorong kemampuan sensori.Pada usia 1 tahun, dampak tayangan digital pada tahun pertama berisiko meningkatkan perilaku sensorik yang tidak sesuai dengan usianya yang kemudian berhubungan pada kemampuan bayi dalam mengenal sesuatu dengan lebih lambat.
Terkadang konten yang mendapat rating tinggi tidak selalu sesuai dengan usia anak atau bahkan bisa mengandung unsur yang tidak mendidik. Karena persaingan dalam industri sering kali mengabaikan filter tontonan yang sehat untuk anak-anak.
Mendidik Anak Era Digital Usia Dini Perkembangan Pertumbuhan Konten Digital
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikfinance - 🏆 18. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »