Ketua Paguyuban Srikandi, Imam Solichin, menjelaskan ada sekitar 1.300 pedagang yang terdata di beberapa paguyuban. Namun, jumlah seluruh pedagang lebih dari itu sebab ada pedagang yang tidak menjadi anggota paguyuban mana pun.“Di zonasi jumlahnya bisa dilogika kalau tempatnya terbatas jelas enggak menampung semua,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Kamis .
Selain itu, lanjutnya, zonasi PKL dikhawatirkan membuat para pengunjung tidak bisa menikmati CFD Solo karena harus berpindah-pindah tempat yang lebih jauh dibandingkan kondisi lapak CFD sebelumnya. “Misalkan yang makan ke Loji Gandrung lalu melihat pakaian ke timur. Misalkan di Luwes. Kalau dulu sekali jalan sudah ada makanan dan minuman,” jelasnya.Menurutnya, setiap pedagang bisa meraup omzet Rp200.000 sampai sekitar Rp1 juta selama empat jam berjualan di CFD Solo. Pedagang bisa berkontribusi menggerakkan ekonomi Kota Solo sehingga usulannya perlu didengar.
“Kalaupun ada kekurangan mengenai kebersihan penataan bisa didiskusikan dengan PKL. Kami PKL ada wadahnya kenapa itu enggak diundang, dilibatkan,” paparnya. Sebagai informasi, Pemkot Solo bakal melakukan uji coba CFD Solo untuk kali pertama semenjak pandemi Covid-19 merebak, Minggu . Pemkot sedang mematangkan rencana pelaksanaan uji coba tersebut.Kepala Dinas Pedagangan Kota Solo, Heru Sunardi, saat diminta konfirmasi mengenai teknis uji coba CFD Solo mengatakan akan memberikan statement kepada wartawan pada Jumat pagi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »