TEMPO.CO, Yogyakarta - Di Yogyakarta ada sebuah bangunan cagar budaya yang merupakan pabrik cerutu. Namanya PD Taru Martani. Bangunan bersejarah itu bukan terletak di dalam sumbu imajiner Keraton Yogyakarta - Malioboro - Tugu. Pabrik cerutu Taru Martani berada sedikit tersembunyi di timur Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Sejak dibangun pada 1918, pabrik yang berusia 102 tahun itu masih beroperasi sampai sekarang.
Pribadi Wicaksono'Saat ini Taru Martani menjadi salah satu Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah DI Yogyakarta,' ujar Direktur Utama PD Taru Martani, Nur Ahmad Affandi saat ditemui Sabtu 4 Juli 2020. Taru Martani okus memproduksi cerutu dengan bahan-bahan yang didatangkan dari tembakau lokal, terutama dari Jawa Timur dan Nusa Tenggara.Pasar cerutu Taru Martani meliputi negara-negara di Eropa dan Amerika, seperti Swiss dan Jerman. 'Paling banyak ekspornya ke Amerika,' ujar Nur.
Pribadi WicaksonoSebagai bangunan cagar budaya, Nur Ahmad mengatakan tak bisa sesuka hati mengubah bangunan utama. Proses produksi tetap berlangsung dengan menata kompleks agar terlihat asri. Bangunan tersebut telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui peraturan menteri pada 2007.Pabrik Taru Martani memiliki tampilan layaknya bangunan peninggalan masa Belanda di Yogyakarta. Menganut arsitektur dengan bentuk atap kampung setrawuran sebagai cermin daya tampung yang besar.
Pribadi WicaksonoSembari menjaga kelestarian dan keaslian bangunan utama, PD Taru Martani juga menerapkan diversifikasi usaha yang saling mendukung. Contoh, memanfaatkan sebagian halaman yang masih kosong untuk mendirikan sebuah kafe non-permanen sebagai tempat berkumpul anak muda.'Terkadang kami menggelar acara fotografi dengan latar kegiatan di pabrik Taru Martani atau menyaksikan proses produksi cerutu,' ucapnya.
Pribadi Wicaksono'Biasanya kafe Taru Martani ramai pengunjung pada sore sampai malam hari,' kata Nur Ahmad. 'Yang tak kebagian tempat duduk di dalam kafe akhirnya lesehan di tikar.'
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »