KRJOGJA.COM | 20/09/2019 16:21 SLEMAN, KRJOGJA.com - Relawan Center for Orangutan Protection menyerukan penyelamatan Orangutan Tapanuli yang terancam habibatnya. Padahal, Orangutan Tapanuli atau Pongo Tapanuliensis telah ditetapkan menjadi spesies sejak tahun 2017. Namun keberadaannya disebut terancam punah akibat pembangunan pembangkit.
"Sekarang sedang terancam oleh PLTA yang ada di Batang Toru, Sumatera Utara," kata ahli biologi dari COP, Indira Nurul Qomariah disela diskusi di suatu cafe, Jumat .Indira mengatakan, meski baru ditetapkan menjadi spesies namun status Orangutan Tapanuli sudah critically endangered atau terancam punah. Sebab populasinya tinggal kurang dari 800 ekor."Orangutan Tapanuli ini terancam karena jumlahnya saat ini tidak sampai 800 ekor.
Dia menambahkan Orangutan Tapanuli sangat lambat berkembangbiak dan betinanya punya anak pertama di umur 15 tahun, dengan jarak antar melahirkan anak sekitar 8 atau 9 tahun. Mereka hidup sampai umur 50-60 tahun. Karena itu, dengan pembukaan PLTA Batang Toru ini akan membuat habitat orangutan Tapanuli menjadi makin terfragmentasi, jadi terisolasi antar blok barat dan blok timur.
Sebelumnya, relawan mengadakan aksi di Bundaran Universitas Gadjah Mada , Yogya. Mereka menyerukan penyelamatan Orangutan Tapanuli yang terancam habibatnya. Mengenakan topeng dan kostum orangutan serta membawa poster, mereka melakukan aksi berdiam diri.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »