Liputan6.com, Bali - Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menuturkan terkait tiga isu utama keuangan digital.
"Jadi, ada kemajuan penting, yang menurut saya tahap awal pengenalan sekarang, setengah dari Indonesia atau orang Indonesia ke jasa keuangan sudah selesai," kata dia. "Kedua, layanan servis sekarang menuju solusi yang lebih konvergen. Kita menunju Super App. Tentu, itu membuat tantangan baru untuk regulasi," kata Mahendra.
"Kami butuh komunikasi kolaborasi dan kepercayaan yang baik di antara kita. Kita belum paham betul ekosistem kompleksitas layanan keuangan saat ini," pungkasnya. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menuturkan, Indonesia berada di jalur pertumbuhan yang tepat untuk mencapai lebih dari USD 330 miliar pada 2030. Bahkan, saat ini ekonomi digital Indonesia menyentuh angka USD 70 miliar atau Rp 1.099 triliun, termasuk yang tertinggi di kawasan ASEAN.
Regulator juga melihat beberapa perkembangan di dalam sektor keuangan termasuk inovasi berbasis blockchain. Beberapa inovasi ini tidak masuk dalam parameter regulasi yang sudah ada, tidak semua inovasi termasuk dalam kategori layanan dan produk keuangan. "Outstanding penyaluran pinjaman P2P Lending pada September 2022 naik sebesar Rp1,51 triliun atau tumbuh sebesar 77,3 persen yoy, dan tingkat wanprestasi pengembalian pinjaman yang relatif stabil pada level 3,07 persen,” kata Ogi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »