REPUBLIKA.CO.ID -- Program nuklir Iran terus disorot oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat , Inggris, Jerman, dan Prancis. PBB dan IAEA juga memberikan perhatian khusus setelah pihak-pihak penandatangan perjanjian kerja sama program nuklir Iran terlibat konflik lagi. Kolomnis dan host NPR.org, sebuah media terkemuka di AS, Steve Inskeep, menulis tentang asal usul program nuklir Iran yang dibangun sejak sebelum Revolusi Islam berkuasa.
Itu adalah bagian dari program Atoms for Peace dari Presiden Eisenhower --sebuah inisiatif untuk memberikan negara-negara dengan teknologi nuklir sipil yang damai dengan harapan mereka tidak akan mengejar program nuklir untuk militer. Proyek reaktor nuklir Arak di Iran. - "Mayoritas orang yang kembali ke negara itu dan mulai menjalankan program nuklir dilatih di MIT," kata Vaez.
Iran membeli pembangkit nuklir dari Jerman Barat dan Prancis. Reaktor riset di Universitas Teheran terus bekerja. Khomeini melihat program nuklir Iran sebagai simbol pengaruh Barat dan tidak tertarik untuk mengejar itu, setidaknya pada awalnya. Sebaliknya, kampanye"Racun Barat" begitu kuat di Iran. Perang, yang berlangsung dari 1980 hingga 1988, juga menciptakan kekurangan listrik yang parah di Iran.
Salah satu fasilitas yang diduga pembuatan nuklir di Provinsi Bushehr, Iran. - Ketika program nuklir Iran meningkat, Israel mulai memperingatkan dunia bahwa Iran telah membuat kemajuan teknologi nuklir yang berbahaya. "Pesan kepada rakyat Iran adalah bahwa pemerintah Anda akan menyebabkan Anda dirampas," kata Presiden George W Bush dalam wawancara dengan NPR pada 2007.
Presiden Iran yang baru memenangkan jabatan pada tahun 2005, Mahmoud Ahmadinejad, adalah seorang pemimpin populis yang mempertanyakan Holocaust dan menentang Presiden Bush. Ketika pemerintahan Presiden Obama mencoba untuk merundingkan kesepakatan nuklir akhir tahun itu, berantakan. AS dan kekuatan lainnya mengeluarkan sanksi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »