Hal tersebut karena adanya kondisi dinamis seperti masih kuatnya angin Timur atau monsun Australia.
"Harusnya di Bali itu Oktober sudah banyak hujan, karena ada gangguan dinamis masih kuatnya angin timuran maka mundur sekira 10 sampai 30 hari," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetia di Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, Rabu .Akibat kuatnya moonson Australia tersebut membuat masa udara kering dari Australia masih dominan di bulan September yang biasanya sudah mulai melemah.
Jadi hujan yanh seharusnya turun pada awal Oktober mundur menjadi November. Sementara puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari hingga Februari 2020. Menurutnya kondisi ini masih terbilang normal atau tak terlalu ekstrim jika dibandingkan dengan tahun lalu. Pasalnya perbedaannya hanya 10 hingga 30 hari saja.Ia mengimbau untuk musim hujan nantinya yang harus diwaspadai adalah banjir, longsor, dan angin kencang.
Adapun perkiraan daerah-daerah yang akan turun hujan pada November di anataranya Jembrana bagian barat, Buleleng dan Jembrana bagian utara. Buleleng bagian utara, Bangli utara, Karangasem bagian tengah, Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan.Sementara wilayah yang turun hujan pada Desember di antaranya Buleleng bagian Barat, Buleleng bagian Timur, Karangasem bagian utara dan timur, dan Nusa Penida.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »