REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Museum British dituduh memamerkan banyak properti budaya yang dihasilkan dari pencurian. Tuduhan ini dilayangkan oleh pengacara hak asasi manusia terkemuka asal dari Australia, Geoffrey Robertson QC. Baca Juga "Para wali dari Museum British telah menjadi penerima properti curian terbesar di dunia, dan sebagian besar harta rampasan mereka bahkan tidak dipajang di depan umum," kata Robertson dikutip dari Guardian, Rabu .
Robertson menyatakan, museum sering kali membuat serangkaian kebohongan dan setengah kebenaran untuk menyimpan keberadaan asal usul benda. Mereka sering menyematkan kata menyelematkan benda, sehingga menjadikan kepemilikan benda tersebut sah. "Politisi mungkin membuat permintaan maaf yang lebih atau kurang tulus atas bekas kerajaan mereka. Tetapi, satu-satunya cara yang tersedia untuk memperbaiki adalah mengembalikan rampasan dari Mesir dan China dan penghancuran masyarakat Afrika, Asia, dan Amerika Selatan," kata Robertson.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »