Liputan6.com, Jakarta - Hasil uji keterpaparan yang diambil dari 5.000 responden lebih menunjukkan sebanyak 9 dari 10 responden Klinik Misinformasi terpapar berita bohong dan menyesatkan. Temuan ini merupakan gambaran dari banyaknya misinformasi yang beredar selama pandemi COVID-19.
“Jadi, masyarakat perlu sangat waspada dengan berita seperti klaim penemuan obat dan pencegahan COVID-19 yang tidak didukung dengan bukti ilmiah,” tambahnya. Bentang Febrylian, Pemeriksa Fakta dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia , mengungkapkan, “informasi yang menyesatkan telah menjadi bagian dari dinamika bermedia sosial, dan temuan bahwa 90 persen responden Klinik Misinformasi telah terpapar infodemi mengkonfirmasi tingkat keterpaparan masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap misinformasi,” katanya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »