'Mereka yang berperang, kami yang mati', cerita keluarga yang terjebak dalam baku tembak tentara Afghanistan-Taliban - BBC News Indonesia

  • 📰 BBCIndonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 89 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 39%
  • Publisher: 50%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

'Mereka yang berperang, kami yang mati', cerita keluarga yang terjebak dalam baku tembak tentara Afghanistan-Taliban

Gul Muhammad telah menyaksikan perang, tapi ia berkata apa yang ia saksikan kali ini seperti cerita yang biasanya hanya ada di film-film.

"Kami hanya berjarak satu kilometer dari penembakan. Saat itu gelap, setelah salat Isya dan saya bisa melihat baku tembak di jalan — peluru beterbangan di atas kepala saya. Kami hanya beruntung karena batas hidup dan mati saat itu tipis sekali. " Ibu muda itu telah berjuang selama lima tahun untuk hamil, dan sangat senang ketika akhirnya berhasil mengandung.

MSF mengatakan jenis cedera yang dirawat di pusat trauma itu mengungkapkan dengan tepat seberapa buruk situasi yang terjadi. Pada saat mereka siap untuk pergi, katanya, para pejuang Taliban telah mencapai pintu belakang rumah mereka sementara pasukan Afghanistan berada di pintu depan. Mereka terjebak di antara keduanya.

Rumah mereka terletak di dekat pos militer Afghanistan di pusat pertempuran. Kedua belah pihak menyerbu rumah mereka selama pertempuran. "Sekarang kami tahu mereka – tentara Afghanistan jika bukan Taliban – menggunakan rumah kami sebagai benteng." Bagi hampir 5.000 keluarga di distrik Nadali, Nawah, dan Nahr-e Seraj, serta pinggiran kota Lashkar Gah, kehidupan telah berubah dengan cepat, dengan 'korban yang signifikan dan kerusakan yang parah' menurut badan bantuan internasional.

Pertempuran sengit saat itu membuat Gul Muhammad dan keluarganya menjauh selama dua tahun, mengungsi di distrik lain."Empat tahun lalu, ketika serangan terjadi, rumah kami hancur total, pepohonan terbakar, dan hewan kami dibunuh," katanya. Ia kehilangan mobil, sapi, dan dombanya - bahkan ijazah universitasnya.

Bagi warga seperti Gul Muhammad dan Karamullah, apa yang telah terjadi di Qatar terlalu kabur dan tidak pasti untuk direnungkan, tetapi mereka yakin tentang satu hal: yang mereka inginkan hanyalah gencatan senjata permanen.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 42. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Sakit Hati ada yang Menjelekkan, Olla Ramlan: Biar Hancur Mereka BerduaOlla Ramlan tak menyangka dirinya bakal 'ditusuk' oleh orang-orang yang masih berada di lingkungan sekitarnya. OllaRamlan
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »

Ribuan Anak Etnis Uighur Telantar karena Orangtua Mereka Ditahan Pemerintah ChinaCatatan yang dikumpulkan oleh para pejabat di Xinjiang selatan dan dianalisis oleh peneliti bernama Adrian Zenz menunjukkan ada lebih dari 9.500 anak-anak di Yarkand, mayoritas Uighur, yang orangtuanya ditahan.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »

KAMI Galang Petisi Bebaskan Syahganda DkkKoalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menggalang petisi bebaskan Syahganda dkk yang ditangkap dan ditahan Mabes Polri.... Galang dana saja buat ngidupin anak istri yang akan di tinggal di penjara
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »

Penggugat UU Cipta Kerja Bertambah, Kali Ini oleh Pelajar dan MahasiswaDalam gugatannya, pemohon juga menyebutkan kerugian yang mungkin mereka alami atas berlakunya UU Cipta Kerja.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Garin Nugroho Bahas Seni Pertunjukan Bersama GIKGaleri Indonesia Kaya bersama Garin Nugroho menghadirkan program yang membahas seni pertunjukan yang diberi judul PentasDaringRuangKreatif.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »

Bagaimana Keluarga Bisa Membendung Wabah CoronaWiku Adisasmito memaparkan upaya pencegahan untuk menghalau wabah virus corona yang menyelinap ke dalam tempat tinggal melalui anggota keluarga yang bekerja di luar rumah.
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »