Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin berfoto bersama para calon menteri yang akan dilantik di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu .
Menyusul pertemuan keduanya, sejumlah politikus Partai Gerindra, yang menjadi pengusung pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, pun masuk dalam koalisi ”gemuk” pemerintahan. Mereka mendapatkan jatah kursi menteri. Koalisi yang gemuk, disebut Arya, tak memberikan jaminan akan membuat pemerintahan stabil. Sebab, koalisi gemuk bakal mengakibatkan tarik ulur kepentingan antara partai dan Jokowi sebagai kepala negara serta kepala pemerintahan.Sinkronisasi terhadap program dan kebijakan pemerintah juga akan menghadapi kesulitan karena harus bernegosiasi tentang program dengan partai koalisi. Koalisi gemuk juga sarat bagi-bagi kursi kekuasaan.
”Apa sulitnya nomenklatur tetap supaya tidak ada pemubaziran anggaran? Yang paling penting sebenarnya penyederhanaan jumlah menteri. Sebab, logika menambah kementerian pasti ada transaksi lain ketika pembahasan,” kata Feri.Feri menambahkan, jika Prabowo-Gibran menargetkan jumlah kementerian, menjadi 40 misalnya, partai lain yang merasa tidak mendapatkan jatah bisa protes. Alhasil, jumlah kementerian bisa semakin menggelembung.
Ruang fiskal APBN saat ini hanya tersisa sekitar 17 persen untuk belanja langsung bagi masyarakat. Jika ruang fiskal yang sempit itu masih dipotong untuk urusan rutin kementerian, tentu anggaran yang sampai ke publik akan semakin kecil.Menanggapi hal itu, Feri mengatakan, penambahan nomenklatur kementerian tentu akan berdampak pada semakin beratnya beban anggaran negara. Apalagi, kebutuhan negara juga melonjak dengan pembangunan megaproyek seperti Ibu Kota Nusantara .
Feri menambahkan bahwa toponimi kabinet pemerintahan berasal dari kabinet lemari atau ruang-ruang kecil di dalam lemari. Karena itu, semestinya, di dalam ruang kecil tidak ada banyak orang.
Presiden Terpilih Pembentukan Kabinet Koalisi Pemerintahan Kabinet Gemuk Prabowo - Gibran Koalisi Pendukung
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »