Terletak di Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur , sanggar itu memang sengaja didirikan untuk melestarikan dan mempromosikan tenun Sikka.
Ketua sanggar, Yosef Gervasius, mengatakan, sejak berdiri pada tahun 1988, proses penenunan ikat tradisional masih dijalankan. Itu dilakukan demi menjaga tekad para pendiri agar sanggar itu menjadi pengingat tradisi bagi generasi penerus. Dengan dukungan kearifan lokal masyarakat setempat, sanggar ini berhasil membentuk kelompok tenun ikat tradisional.
Tidak hanya melestarikan tenun, sanggar itu juga menjadi motor ekonomi. Sebelum pandemi, Sanggar Bliran Sina biasa menerima tamu sekitar 300 orang per bulan. Turis itu kebanyakan tamu kapal pesiar asing yang singgah di Kapubaten Sikka.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.