Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Wamenkeu Suahasil Nazara beserta Pejabat Eselon I Kemenkeu dalam konferensi pers APBN Kita di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin
“Penerimaan pajak kita agak mengalami tekanan, karena harga komoditas yang menurun mulai dari tahun lalu. Dan ini berarti perusahaan-perusahaan kemudian meminta restitusi karena pembayaran massalnya mungkin lebih tinggi dibandingkan apa yang akan mereka laporkan pada April nanti. sehingga dengan restitusi, nettonya mengalami tekanan penerimaan pajak kita. Namun kalau dari sisi pertumbuhan bruto kalau belum dikurangi restitusi kita masih tumbuh 5,7 persen,” jelasnya.
“Kita melihat bahwa geopolitik ini, akan menjadi faktor yang masih sangat dominan, karena geopolitik termasuk perang, itu biasanya terjadi begitu saja, tidak ada peringatan dan dampaknya langsung kepada perekonomian dunia. Ini yang perlu kita waspadai,” jelasnya. “Jadi, apa yang terjadi sampai akhir tahun? Belanja perlindungan sosialnya diperkirakan akan terus naik, dan akan menjadi tekanan anggaran. Di sisi lain, ada isu dari pembiayaan untuk bunga utang karena belum ada kabar dari bank sentral Amerika akan menurunkan suku bunga atau tidak. Artinya ada beban pembayaran bunga utang lebih dari Rp480 triliun harus dibayar di 2024. Dan tentunya itu salah satu yang menjadi beban bagi APBN dari sisi belanja,” ungkap Bhima.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: detikfinance - 🏆 18. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »