"Kita juga tahu bahwadari bisnis yang ada di Singapura dan di Malaysia. Kami akan menyelaraskan tentang penarifan agar memiliki kemampuan daya saing dengan negara tetangga," sambungnya.Budi menjelaskan permasalahan utama dari sepinya kapal asing yang bersandar di Pulau Nipa adalah tarif. Sebagai informasi, kapal asing yang hendak bersandar ke Pulau Nipa dikenai tarif untuk membayar langsung 15 hari.
Sementara itu, Singapura dan Malaysia mempersilakan kapal asing yang hendak bersandar untuk membayar tarif secara per jam. Karena itu, Budi Karya, atas perintah Presiden Joko Widodo , ingin tarif biaya bersandar kapal asing dikaji ulang supaya lebih kompetitif. "Harapan kita, yang tadinya, katakanlah di sini, katakanlah, ada 3 atau 4 atau 7. Dengan kita berikan nilai kompetitif itu, baik dari segi keamanan, dari segi penarifan, kita dari 7 menjadi 21, mungkin jadi 35, mungkin jadi 50. Nah ini menjadi perintah Pak Presiden bahwa daya saing itu harus kita ciptakan," tutur Budi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »