REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inalillahi wa inailaihi rajiun, bangsa Indonesia berduka dengan berpulangnya cendekiawan Muslim Buya Syafii Maarif. Sejak lama, pria yang pernah menjabat ketua umum PP Muhammadiyah itu telah mewarnai perjalanan bangsa dengan pemikiran-pemikiran yang kritis dan bernas.
Fenomena ini sebenarnya adalah indikasi dari sebuah budaya politik pengap yang sudah lama diidap oleh bangsa ini, bangsa yang sering dijuluki sebagai yang berwatak religius, tetapi kelakuan sebagian anaknya ternyata busuk dan menyebalkan. Siapkah kita menuai risiko dahsyat itu? Kepada para mahasiswa, tokoh-tokoh LSM, para agamawan, dan mereka yang benar-benar peduli pada nasib bangsa ini, termasuk beberapa jenderal pensiunan, dalam berbagai kesempatan, pertanyaan yang memuat pesan serupa ini sudah sering saya sampaikan.
Sebagian besar politisi yang kemudian muncul umumnya punya karakter lemah dalam menghadapi godaan yang mengepung dari kiri dan kanan. Godaan yang dapat mengubah orang baik menjadi tak berdaya, karena kuatnya tarikan lingkungan yang korup. Dalam istilah agama, perbedaan antara halal dan haram menjadi kabur sama sekali, lantaran hati nurani telah dibiarkan tercemar, berangsur tetapi pasti.
Di depan kita tidak ada pilihan lain, kecuali membangun kembali optimisme yang rasional. Kalau nanti misalnya masih muncul fenomena konglomerasi, maka itu haruslah yang otentik pula, tidak karena main kongkalingkong dengan penguasa dan birokrasi melalui praktik KKN yang merusak dan melumpuhkan.
Innalilahi wainnailaihi rojiun.. slmt jln Buya Syafii Maarif.. Buya yg selalu saya kagumi 😢 Insya Allah Husnul khatimah, aamiin YRA 🤲
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »