REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hari itu, Senin 22 Maret Tahun 2004 Masehi, bertepatan dengan 1 Shafar Tahun 1425 Hijriyah, dunia Islam kembali berduka. Salah seorang tokoh Muslim dunia yang juga pemimpin spiritual Hamas, Syekh Ahmad Yassin, wafat di tempat pengasingannya di Jalur Gaza, Palestina.
Nama lengkapnya Syekh Ahmad Ismail Yassin, dilahirkan di desa Al-Jaurah, pinggiran Al-Mijdal, sebelah selatan Kota Gaza . Tanggal kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Menurut paspor Palestinanya, ia lahir pada 1 Januari 1929. Namun, ia telah menyatakan bahwa sebenarnya lahir pada 1938. Sedangkan, sumber Palestina mendaftarkan tahun 1937 sebagai tahun kelahirannya.
Syekh Yassin sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Namun, karena alasan kesehatan, ia tidak dapat melanjutkan studinya hingga tamat. Selanjutnya, ia memperoleh pendidikan di rumah. Seperti halnya pelajaran yang didapatkan melalui lembaga pendidikan resmi, saat bersekolah di rumah, ia juga mendapatkan pengajaran mengenai filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi.
Dalam suatu khutbahnya, Syekh Yassin pernah berkata: ''Umat ini tidak akan pernah memiliki kemuliaan dan meraih kemenangan kecuali dengan Islam. Tanpa Islam tidak pernah ada kemenangan. Kita selamanya akan selalu berada dalam kemunduran sampai ada sekelompok orang dari umat ini yang siap menerima panji kepemimpinan yang berpegang teguh kepada Islam, baik sebagai aturan, perilaku, pergerakan, pengetahuan, ataupun jihad. Inilah satu-satunya jalan.
Kemudian, pada malam hari tanggal 17 Mei 1989, rezim Israel kembali menangkap Syekh Yassin beserta ratusan aktivis gerakan Hamas lainnya. Tindakan pemerintah Israel tersebut sebagai upaya menghentikan perlawanan bersenjata yang terjadi ketika itu. Syekh Yassin dituduh mendalangi serangan rakyat Palestina atas Israel dan melucuti senjata serdadu-serdadu Israel, warga Yahudi, serta penculikan terhadap agen-agen Israel.
Kondisi penahanan yang buruk membuat kesehatan Syekh Yassin makin merosot, sehingga harus dipindahkan ke rumah sakit beberapa kali. Kondisi kesehatannya terus menurun akibat penahanan dan tidak adanya pelayanan kesehatan yang memadai.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »