dan demokrasi selama dua dekade sebagai profesor di Amerika Serikat. Penelitian awal saya berfokus pada Timur Tengah, khususnya Turki, tempat saya dilahirkan., pada tahun 2020, saya menjadi lebih tertarik dengan Islam dan demokrasi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia .akademis tentang krisis politik dan sosial ekonomi yang dihadapi banyak masyarakat Muslim saat ini.
Terlepas dari reaksi tersebut, saya masih bisa memberikan empat ceramah di lembaga- lembaga lain di Kuala Lumpur dan Putrajaya. Namun, polisi datang ke acara-acara saya. Keesokan harinya, saya pergi ke bandara Kuala Lumpur untuk terbang ke Pakistan, tempat saya akan mengadakan serangkaian bedah buku. Namun, polisi yang sama datang ke pintu gerbang, menginterogasi, dan mencoba menyita paspor saya.Saya lolos dari upaya penangkapan dengan menghubungi lagi penasihat perdana menteri. Semua perkembangan ini membuat saya khawatir akan keselamatan saya dan saya membatalkan pembicaraan saya di Lahore dan Islamabad, kemudian kembali ke Amerika Serikat.
Selain itu, NU yang mengundang saya ke Forum Agama G20 di Bali dan Yogyakarta tahun lalu juga merangkul spiritualitas Islam dan menerima tradisi budaya Indonesia. Bagi orang Melayu dan mualaf, meninggalkan Islam secara resmi bukanlah sebuah pilihan—baik pengadilan sipil maupun pengadilan syariah menolaknya. Beberapa daerah mencoba menerapkan hukum pidana Islam dan ada perdebatan yang sedang berlangsung untuk mengadopsinya oleh Parlemen Federal Malaysia. Selain itu, Malaysia kesulitan mengatakan ”tidak” kepada Turki.
Malaysia Islam Analisis Ahmet T Kuru
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »