KETIKA Belanda berada dalam pendudukan Nazi Jerman di masa Perang Dunia II, Anne Frank, perempuan keturunan Yahudi-Jerman, rajin mencatat aktivitas kese hariannya selama dalam masa persembunyian. Ketika itu, dia dan keluarganya ngumpet di suatu ruangan di balik rak buku ayahnya. Guna mengelabui tentara Jerman, mereka ingin memberi kesan telah meninggalkan apartemen kecil yang sekaligus merangkap kantor tersebut.
Sebagai orang yang belajar sejarah dan kebetulan berprofesi sebagai wartawan, saya sadar wabah korona ini merupakan peristiwa besar dan penting yang kelak terpatri dalam memori kolektif mereka yang mengalaminya, seperti halnya Perang Dunia II atau era Depresi Besar yang melanda Amerika Serikat dan berdampak luas, pada 1930-an. Itu sebabnya ketika pandemi ini merebak, sempat terbesit keinginan mencatat perkembangan wabah ini dari hari ke hari, termasuk aktivitas saya dalam menjalaninya.