Bagikan A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bakal mengevaluasi rencana pengembangan hilirisasi batu bara sejumlah perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara generasi pertama yang telah diperpanjang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus menyusul lambannya program hilirisasi batu bara saat ini.
Keenam perusahaan itu meliputi PT Bukit Asam Tbk , PT Kaltim Prima Coal , PT Kaltim Nusantara Coal, PT Arutmin Indonesia, PT Kendilo Coal Indonesia, PT Adaro Indonesia, dan PT Berau Coal. Proyek gasifikasi dari enam perusahaan itu ditaksir membutuhkan pasokan batu bara mencapai 19,17 juta ton setiap tahunnya.
Menurut data Kementerian ESDM, total investasi yang dihimpun perusahaan tambang untuk melakukan proyek gasifikasi batu bara berada di rentang US$1,8 miliar hingga US$3 miliar. Seperti diberitakan sebelumnya, BUMN Holding Industri Pertambangan atau Mining Industry Indonesia berharap pasokan batu bara untuk proyek gasifikasi PT Bukit Asam Tbk. ikut mendapatkan subsidi melalui skema badan layanan umum batu bara.
Hendi mengusulkan agar insentif pasokan batu bara untuk proyek DME itu dapat diatur dalam Peraturan Presiden dan peraturan turunan lainnya yang akan dibuat untuk mempercepat penugasan PTBA pada program hilirisasi emas hitam tersebut.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »