Sebenarnya pasutri ini mempunyai empat orang anak dan sudah ada yang menikah. Namun mereka merantau ke luar daerah. Kondisi mereka pun tak lebih baik dari kedua orang tuanya.Sebagai kuli pasir di sungai yang berada di Desa Perboto, Wonosobo, Ibu Nanik dibekali pengki besi, ayakan, dan gerobak sorong. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang mudah bagi kebanyakan orang, apalagi untuk wanita lansia seusia dirinya.
Tak jarang pula, Ibu Nanik pun harus rela badannya basah untuk mencari pasir dan batu kecil di dalam sungai. Bahkan terkadang dirinya terancam bahaya akibat pekerjaannya iniSoale,, air datang, lari kencang naik ke sawah," cerita Ibu Nanik.Pasir-pasir yang telah dikumpulkan tentunya perlu diayak terlebih dahulu sebelum dibawa. Tak sampai di situ, malam hari Ibu Nanik juga harus memecah bongkahan batu kali.
Wagiyo dan Ibu Nanik sempat tinggal berpindah-pindah. Mereka memang tak punya rumah. Beruntung, perangkat desa memperbolehkan mereka tinggal di lahan bekas tempat pembuangan sampah yang kini mereka tinggali. Gubuk sederhana yang menjadi rumah Pak Wagiyo ini pun dibangun dari bantuan warga. "Ini rumah bantuan warga. Genting dikasih apa dikasih, ini seng dikasih masjid. Yang penting ada tempat untuk
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: merdekadotcom - 🏆 36. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: pikiran_rakyat - 🏆 11. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: wow_keren - 🏆 5. / 80 Baca lebih lajut »
Sulut Bangun Pusat Kesehatan Ibu dan Anak demi Atasi Tengkes dan Kematian BayiPemprov Sulut memulai pembangunan pusat kesehatan ibu dan anak untuk mengatasi berbagai masalah, seperti tengkes serta kematian neonatal. Fasilitas kesehatan itu juga diharapkan menjadi sumber pendapatan bagi daerah. Nusantara AdadiKompas
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »