Mahalnya vaksin pneumonia yang masih diimpor menyebabkan vaksin ini sulit masuk daftar imunisasi dasar yang digratiskan oleh negara. Foto/Ilustrasi/Dok.SINDOnews- Direktur Kesehatan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali mengatakan, kebutuhan terhadap vaksin pneumonia masih sulit dipenuhi sebagai daftar imunisasi dasar yang digratiskan oleh negara. Hal ini karena produk tersebut masih sepenuhnya diimpor sehingga harganya mahal.
Pungkas melanjutkan, pemerintah telah mengalokasikan 5% anggaran kesehatan dari APBN. Namun pengeluaran kesehatan di Indonesia dari anggaran publik masih sangat kecil, yaitu 1,1% dari Produk Domestik Bruto . Ini masih tertinggal dari negara-negara dengan PDB yang sama."Itu tantangan buat kita mengoptimalkan anggaran yang ada, antara lain melalui efisiensi pengadaan obat dan vaksin," tuturnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »