REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan para pemimpin Lebanon karena lebih melayani kepentingan pribadi ketimbang negara. Dia berjanji akan terus maju untuk mencegah kekacauan yang terjadi di negara bekas koloni Paris itu.
Perdana Menteri Lebanon yang ditunjuk, Mustapha Adib, mundur sehari sebelum pernyataan Macron. Keputusan ini ia ambil setelah dia gagal membentuk kabinet non-partisan dan menjadi pukulan terhadap rencana Prancis yang bertujuan mengumpulkan para pemimpin sektarian untuk mengatasi krisis negara. "Hizbullah tidak bisa menjadi tentara yang berperang dengan Israel, milisi yang tidak terkendali melawan warga sipil di Suriah dan partai terhormat di Lebanon," kata Macron.
Adib dipilih pada 31 Agustus untuk membentuk kabinet setelah intervensi Macron mendapatkan konsensus di negara dengan sistem kekuasaan dibagi antara Muslim dan Kristen. Di bawah peta jalan Prancis, pemerintah baru akan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi korupsi dan melaksanakan reformasi yang diperlukan. Baca Juga Upaya ini ditempuh untuk memicu miliaran dolar dalam bentuk bantuan internasional guna memperbaiki ekonomi yang dihancurkan oleh utang yang sangat besar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »