Pandemi bisa membuat seseorang mengalami tekanan mental. Hal itu dipicu oleh aneka sebab, seperti kejenuhan di rumah, ketidakpastian kapan pandemi berakhir, beban hidup yang meningkat karena tidak bisa leluasa melakukan kegiatan usaha, pemotongan gaji, bahkan pemutusan hubungan kerja. Seseorang yang mengalami tekanan berat dan akut perlu segera ke psikolog atau psikiater.
Anastasia mengatakan kegiatan bersama itu, misalnya, berupa menggambar, mewarnai, atau menari. Ketika orang tua, ayah atau ibu, mendampingi anak-anak belajar, mereka bisa sekaligus melepaskan emosi dan kepenatan."Sekali dayung, tiga pulau terlampaui. Sambil melepas emosi, dampingi anak belajar juga," ujarnya dalam kegiatan yang diadakan Sahabat Seni Nusantara itu.
Hal senada disampaikan Gisella Tani Pratiwi, narasumber lain dalam webinar itu. Ella, sapaannya, mengatakan bahwa melukis, menggambar, atau bergerak menjadi salah satu upaya yang sangat menolong untuk keluar dari tekanan. Terapi seni tidak mengutamakan estetika, melainkan dinamika dan proses menuangkannya."Jangan pedulikan ini bagus atau tidak, cocok atau enggak, kebesaran atau kekecilan. Tuangkan saja, ekspresikan emosi dan energi itu," tutur dia.
Kelas tersebut mengajak peserta bergerak, menari, mengeluarkan ekspresi, hingga merasa rileks, senang, dan lega dari beban mereka. Pada mulanya, healing ini diperuntukkan bagi mereka yang banyak bekerja dari rumah. Ada beberapa yang punya basis kemampuan tari, tapi ada pula yang sama sekali belum mengenal tari.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »