.wrap-pertamina{ margin: 0 auto; text-align: center; width: 270px;}img.eventx {margin-top: 10px;width: 100%;height: auto;} REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kabupaten Lebak, Banten optimistis dua tahun ke depan menjadi sentra kopi nasional melalui pengembangan budi daya perkebunan rakyat dan penyaluran bantuan benih. Lebak juga menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan yang terkait guna meningkatkan produktivitas kopi.
Pemerintah Kabupaten Lebak pada 2019 mengembangkan perkebunan kopi arabika seluas 30 hektare di Kecamatan Muncang dan Sobang. Selama ini, permintaan kopi arabika di pasaran cenderung meningkat dengan harga relatif baik dan menguntungkan petani. Saat ini, harga kopi arabika menembus Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram bentuk berasan atau biji kopi.
Ia mengatakan, pihaknya bersama Pemprov Banten dan Kementerian Liingkungan Hidup dan Kehutanan menjalin kerja sama untuk pengembangan kopi. Pengembangan kopi tersebut di lahan-lahan perkebunan milik BUMN yang bisa ditanami kopi. Bahkan, Pemprov Banten mengembangkan kopi hingga ratusan hektare di Kabupaten Lebak.Iskandar, seorang penggiat kopi warga Kabupaten Lebak mengatakan Lebak pada zaman kolonial Belanda sebagai penghasil kopi,lada dan karet terbesar di Provinsi Banten.
Akibat kesulitan bahan baku itu, kata dia, memproduksi usaha kopi kemasan tidak dilakukan setiap hari."Kami memproduksi kopi tergantung adanya bahan baku itu," katanya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »