REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurikulum paradigma baru atau populer disebut Kurikulum Prototipe sebenarnya revisi dari kurikulum 2013 dan diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran. Krisis pembelajaran dan ditambah dengan pademi covid-19 telah menyebabkan kemunduran pembelajaran , pengetahuan, dan keterampilan, baik itu secara umum maupun spesifik.
Zukfikri Anas memaparkan bahwa learning loss sesungguhnya bukan semata disebabkan oleh pandemi Covid-19. “Justru pandemi ini menyadarkan kita bahwa dunia pendidikan kita telah mengalami krisis belajar sejak lama.
Pembelajaran seperti ini , kata dia, menyebabkan anak tidak belajar dan menjadi pemicu ketertinggalan belajar. Bisa jadi anak kelas VI SD tapi kemampuan logika dan nalarnya sama dengan anak kelas II SD. Pada tingkat meso, kebijakan pemerintah tentang kurikulum ini menuntut perubahan manajemen pengelolaan sekolah, penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi pintu yang memaksa Yayasan dan direktorat untuk memulai membangun digital governance. “Tiga kata kunci yang harus kita sikapi secara bijak dan matang, yaitu human capital, kolaborasi keilmuan, dan digital governance.
Desvian Bandarsyah mengatakan, learing loss ini sudah berlangsung sejak lama sebagai akibat jangka panjang dari pendidikan yang mekanistis dan administratif. “Selama ini kita tidak berhasil menangkap nilai-nilai dari tugas-tugas mendidik.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detiksport - 🏆 24. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »