Apabila bermukim di daerah pertanian, mereka harus siap mengolah hasil ladang. Mengupas pinang atau ”menyadap” pohon karet. Namun, ”napas” mereka bisa lebih panjang apabila bersatus sebagai sarjana. Berbagai pilihan pekerjaan pun terbuka di depan mata.
Sedikitnya perempuan yang lanjut ke pendididkan tinggi di Saloo ketika itu, kata Karni, bukan tanpa alasan. Penghasilanwarga di sana adalah bertani. Mereka merasa cukup menyekolahkan anak sampai bisa baca tulis lalu membantu orangtua di ladang. Karni termasuk beruntung karena terlahir dari keluarga guru. Ibu dan almarhum ayahnya tidak membedakan anak-anaknya. Ia paling bontot dari empat bersaudara, dua lelaki dan dua perempuan. Semuanya lulus pendidikan tinggi.Ibu-ibu di Pulau Hinako, Nias Barat, Sumatera Utara, Sabtu , tengah menjemur cengkeh untuk dijual keluar pulau.
Karni lulus kuliah pada 2021. Tahun berikutnya ia menjadi tenaga honorer di Kantor Bupati Nias Barat, Sumatera Utara. Awal tahun ini, kontraknya berakhir. Namun, bukan berarti dia menganggur. Kini, dia berstatus sebagai anggota Panitia Pemungutan Suara . ”Habis ini saya menunggu tes PNS dulu. Kalau tak lulus, mungkin bakal cari kerja di rantau,” ujarnya lagi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »