KEBIJAKAN Belajar Dari Rumah atau Pembelajaran Jarak Jauh terus menuai masalah dan tidak juga dapat dicarikan solusinya oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Berbagai kebijakan dalam upaya mengatasinya sudah dibuat salah satunya kebijakan bantuan kuota internet. Namun hal ini justru jauh dari kata efektif.
"Anak-anak dari keluarga kaya cenderung terlayani PJJ secara daring, namun anak-anak dari keluarga miskin kurang terlayani bahkan banyak yang sama sekali tidak terlayani, hal ini berdampak kemudian dengan angka putus sekolah," Ungkapnya pada keterangan Pers KPAI Sabtu . Data ini sejalan dengan pengawasan KPAI selama 2020 telah terjadi angka putus sekolah karena menikah sebanyak 119 kasus dan putus sekolah karena menunggak SPP sebanyak 21 kasus. Sedangkan pada Januari-Maret 2021 ada 33 kasus anak putus sekolah karena menikah, 2 kasus karena bekerja, 12 kasus karena menunggak SPP dan 2 kasus karena kecanduan gadget sehingga harus menjalani perawatan dalam jangka panjang.
Solusinya dari dampak buruk PJJ atau BDR adalah merelaksasi Pembelajaran Tatap Muka padahal secara riil Indonesia belum mampu mengendalikan pandemi covid-19. Ujicoba PTM secara terbatas pada April 2021, dan pada Juli 2021 akan menggelar PTM secara serentak di tengah pandemic dengan positivity rate yang masih belum aman bagi anak-anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia .