Kominfo Minta Media tak Hanya Kejar Rating |Republika Online

  • 📰 republikaonline
  • ⏱ Reading Time:
  • 60 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 27%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Media dan penyiaran mesti memperhatikan kualitas konten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta industri media dan penyiaran memperhatikan kualitas konten. Industri media diharapkan tidak hanya melihat rating.

Baca Juga Industri media dan penyiaran merupakan salah satu sarana untuk mneyebarkan informasi, hiburan dan edukasi kepada masyarakat. Ia juga berperan membumikan Pancasila dan budaya bangsa."Peran penting tersebut sudah seyogyanya menjadi panduan bagi pelaku industri media dan penyiaran dalam pelaksanaan kegiatan komersial yang dilakukan, pemilihan konten, apresiasi dan perlindungan terhadap produsen konten," kata Johnny.

Dalam aturan tersebut, industri penyiaran diartikan sebagai kegiatan komunikasi massa yang mempunyai fungsi sebagai informasi, pendidikan, hiburan sehat, kontrol dan perekat sosial."Industri penyiaran yang saat ini masih menjadikan rating sebagai acuan pembuatan konten, perlu bergerak maju untuk melihat lebih jauh dari rating," kata Johnny.

Perkembangan teknologi digital mewarnai kompetisi antara media konvensional dengan media baru, salah satunya kehadiran media over-the-top yang menyajikan konten yang bisa dipilih sesuai minat pengguna.Kemudahan yang ditawarkan layanan OTT menantang industri media konvensional, apalagi jika dikaitkan dengan upaya mempertahankan eksistensi, relevansi dan kualitas konten dunia penyiaran.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 16. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Kemenang Respon Media Asing Soal Azan: Aturan Masih RelevanKemenag mengatakan aturan berupa Instruksi Dirjen Bimas Islam tahun 1978 tentang pengeras suara Masjid masih relevan saat ini. Nanti di kampung akhirat Rasulullah bertanya: Rasul:'mengapa digeser hari libur Maulid? ' Geser:' Pandemi' Rasul :'tempat wisata? Geser:'ohh.. Rasul :'Pon papua? Geser :'a..anu,, Saya muslim...demi kehormatan Islam, saya setuju suara Adzan diatur, misalnya suara Adzan bukan pakai Toa, tapi gunakan Salon didalam Masjid. Mana nih pea 212 koq diem² bae. Ga ada demo berjulid² yg katax bela agama🤣.
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »

Pengembangan Konten Video Sebagai Media Sosialisasi Masjid |Republika OnlineDosen Prodi SI Universitas BSI melakukan pelatihan pembuatan video di Masjid As-Salam
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Novel Baswedan Curhat Tanggapi Perundungan Dirinya di Media Sosial - Tribunnews.comNovel Baswedan mengungkapkan perasaannya menanggapi perundungan atau bullying terhadap dirinya di media sosial. Ini orang benar2 keras kepala. Sukses salu pak Novel…berantas Tuh semua para koruptor.. Mati aja novel lo
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »

Media Sosial: Membawa Keuntungan dan Mendorong KonflikAnda gemar ber-media sosial Buku ‘Media Sosial di Antara Dua Kutub: Sisi Baiknya Luar Biasa, Sisi Buruknya Membuat Binasa’ mengurai kedua sisi media sosial yang berdampak terhadap individu, masyarakat, dunia bisnis dan bangsa. Buku AdadiKompas
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »