Minggu, 30 Jun 2024 09:00 WIBSudah puluhan tahun, Yahya menjadi pemulung di tempat pembuangan akhir Kopi Luhur, Kota Cirebon . Sambil beristirahat di salah satu warung yang ada di TPA, Yahya memaparkan, bahwa dirinya sudah menjadi pemulung sejak usia belia.
"Sebelum jadi tempat pembuangan sampah, ini dulu galian C. Setelah tambang galian pasirnya habis, baru sampahnya pada di buang di sini, sekitar tahun 1996 an lah baru dijadikan TPA. Itu juga pindahan dari TPA Grenjeng," tutur Yahya.Menurut Yahya, ada sekitar 200 pemulung yang mencari rezeki di TPA Kopi Luhur, kebanyakan dari mereka adalah warga sekitar TPA Kopi Luhur.
Menurut Yahya, menjadi pemulung cukup untuk menghidupi istri dan kedua anaknya. Bahkan, dengan pengelolaan uang yang baik, ia bisa membeli sebuah motor dan sudah membangun rumah. Sampah yang bisa didaur ulang, langsung Yahya jual kepada para pengepul. Menurut Yahya, para pengepul nantinya akan menjual sampahnya kembali ke pabrik yang membutuhkan sampah daur ulang.
Pemulung Tpa Kopi Luhur Pengelolaan Sampah Cirebon Serba-Serbi Warga
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »