Sabtu , ia menceritakan pengalamannya saat diadang oleh sekelompok orang dengan senjata yang siap tembak."Karena pencahayaan sangat minim, kita posisi tidak tahu jumlah pengadang berapa orang. Maju tidak mungkin, mundur juga tidak," kata Dhuha."Mereka menghadang dengan senjata lengkap dan sudah mengarah ke kita, beberapa ada dari balik tembok. Itu pengalaman pertama bagi saya," tambahnya.
Apa yang ia ceritakan, mengingatkan saya pada adegan dalam film-film yang berlatarkan di Timur Tengah.sniperSejarah Kopasgat, Satuan Elite Baret Jingga TNI AU, Sebelumnya Bernama Korps PaskhasKontingen Garuda yang tergabung dalam United Nations African Union Mission in Darfur melakukan patroli di malam hari
Bertindak sebagai wakil komandan patroli, Dhuha pun langsung melaporkan pengadangan kepada komandan patroli dan meminta para personel untuk siaga. Sebelum keberangkatan, para personel Konga mendapat pelatihan terkait hal-hal teknis, bahasa, dan budaya setempat.Kebetulan, Dhuha menjadi salah satu di antara personel yang mendapat pelatihan bahasa Arab, bahasa resmi yang digunakan di Sudan.Ibarat kata pepatah"Maju kena mundur kena", rombongan konvoi itu pun memutuskan untuk berdialog dengan para pengadang.
Dhuha yang sebelumnya dibekali bahasa setempat, menghadap pemimpin mereka untuk melakukan upaya diplomasi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: wow_keren - 🏆 5. / 80 Baca lebih lajut »