'Kiamat' Ini di Mana-Mana: dari Malaysia-AS ke Jepang-Inggris

  • 📰 cnbcindonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 97 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 42%
  • Publisher: 74%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

'Kiamat' tenaga kerja kini melanda sejumlah negara di dunia. Dari Malaysia hingga Amerika Serikat (AS) ke Jepang dan Inggris.

Malaysia jadi salah satu negara yang terkena fenomena ini. Negeri Jiran mengalami kekurangan jutaan pekerja, membuat negara tetangga ini jatuh ke krisis tenaga kerja migran pada Juni 2022.

"Situasinya mengerikan dan sangat mirip dengan permainan sepak bola melawan 11 orang tetapi hanya diizinkan untuk memasukkan tujuh orang," tambahnya Masalahnya tidak hanya terkait dengan penutupan perbatasan Covid-19, para ahli mengatakan sistem visa sudah sulit dilalui para pekerja migran. Bahkan sebelum pandemi.

Menurut Fox News, ini terjadi pada sejumlah bisnis. Seperti restoran, toko, hingga penerbangan mulai dari petugas bagas ke pilot dan pramugari. Mengutip laman Kamar Dagang AS, sektor perawatan kesehatan dan bantuan sosial serta akomodasi juga menghadapi hal serupa, dimana lowongan pekerjaan tinggi tapi pelamar minim.

"Pada tahun 2021, lebih dari 47 juta pekerja berhenti dari pekerjaan mereka, banyak di antaranya mencari keseimbangan dan fleksibilitas kehidupan kerja yang lebih baik, peningkatan kompensasi, dan budaya perusahaan yang kuat," kata Direktur Kebijakan Pekerja Global dan Inisiatif Khusus Kamar Dagang AS, Stephanie Ferguson.

"Puluhan ribu orang berhenti bekerja ... Banyak dari itu dikaitkan dengan lebih banyak orang Kanada pensiun," tulis Reuters mengutip data Statistics Canada, Senin . Kepergian ini, menurut analis, menyusutkan angkatan kerja. Itu akan membebani pertumbuhan ekonomi pada saat bank sentral secara agresif menaikkan suku bunga untuk melawan lonjakan inflasi, meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi akan jatuh ke dalam resesi.

Studi terbaru merujuk Kantor Statistik Nasional menemukan 44% perusahaan yang berbasis di wilayah tersebut terkena dampak kekurangan pekerja. Jumlah ini lebih banyak daripada bagian wilayah lain di Inggris dan 8% di atas rata-rata nasional. Kekurangan staff ini bukan tanpa kebab. Angka-angka tersebut berkorelasi dengan studi Universitas Oxford yang menemukan kenaikan lowongan di Inggris tertinggi terkait pekerjaan yang paling banyak bergantung ke pekerja Uni Eropa di masa pra-pandemi.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 7. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama