Kenangan Philips Vermonte akan Wimar Witoelar: Menabur Benih Reformasi 1998

  • 📰 temponewsroom
  • ⏱ Reading Time:
  • 75 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 33%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Wimar Witoelar berperan cukup instrumental dalam mendorong terjadinya reformasi 1998. Ia konsisten menjaga marwah demokrasi di tahun-tahun awal pergulatan politik yang mengikutinya. MajalahTempo

ARNOLD Toynbee, seorang sejarawan terkemuka, sekali waktu menyatakan bahwa sejarah perubahan sejarah sering kali mengandalkan kehadiran apa yang ia sebut sebagai creative minority, yaitu sejumlah kecil orang yang ide dan gagasannya menular dan kemudian diadopsi sehingga menjadi landasan pergerakan zaman.

Ditempa dalam gerakan mahasiswa pada masanya, kelihaian Wimar dalam berkomunikasi tumbuh menjadi kekuatannya. Ketika tiba waktunya, platform televisi swasta yang semula salurannya dikuasai oleh bisnis anak-anak Soeharto justru bisa diarahkan Wimar menjadi ruang pendidikan politik lewat acara bincang-bincang Perspektif yang dipandunya.

Wimar Witoelar tentu saja tidak bisa dihentikan. Saya beruntung bisa mengenal Wimar untuk pertama kali dalam latar aktivismenya itu. Saat baru lulus kuliah sarjana, saya bekerja di sebuah perusahaan periklanan yang kantornya bersebelahan dengan kantor InterMatrix Communications, perusahaan komunikasi milik Wimar. Masa itu adalah masa krisis moneter yang menghantam Republik dengan keras.

Saat memberanikan diri mengangkat tangan meminta berbicara, Wimar dengan baik hati mempersilakan, walaupun tentu saja ia tidak mengenal saya. Sudah jelas pula bahwa saya adalah orang paling muda di ruangan itu dan mungkin paling tidak mengerti apa-apa. Pada era pemerintahan Gus Dur, Wimar menyumbangkan dua teladan yang teramat penting. Pertama, di masa kepresidenan yang singkat itu, akibat akrobat politik segelintir orang yang menginterupsi sistem presidensial fixed-term sehingga luka dan dampak buruknya secara institusional terbawa hingga hari ini, Wimar ikut mendemistifikasi Istana dan lembaga kepresidenan. “Istana” tidak lagi ditempati pemimpin yang berlaku bak raja yang tidak bisa disentuh dan dihalangi penggawanya dari banyak orang.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

tempodotco Reformasi bukan bagian dari Ideologi dan Filosofi serta Kultural entitas masyarakat. Ia hanya suatu Momok dan Bayangan ilusif dari Ante dan Post Kapitalisme modern yang haus atau gila atau maniak Spiritual atau gila kekuasaan dan hormat, maniak-Harta, Maniak Sex, maniak Alkohol.

tempodotco Reformasi sudah usang apalagi dasar dari Reformasi adalah Pergerakan Massif yang tak karuan dan tak bervisi serta berfuturistik. Ia hanya pragmatika dan bagian dari Opera sabun dan pewayangan Jawa modern. Ya, ini hanya Retorika internal dan eksternal tanpa jiwa dan tubuh. Momok.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 13. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.