Kemkes: Kita Belum Mampu Produksi Alkes Berteknologi Tinggi |Republika Online

  • 📰 republikaonline
  • ⏱ Reading Time:
  • 29 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 15%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Riset dan pengembangan membutuhkan kerja sama perguruan tingi dengan industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Abdul Kadir mengatakan, dibutuhkan keterlibatan ahli dari berbagai disiplin ilmu agar Indonesia mampu memproduksi alat-alat kesehatan sendiri. Menurut dia, industri kesehatan dalam negeri saat ini belum mampu memproduksi alat kesehatan yang berteknologi tinggi.

Abdul Kadir mengatakan, industri kesehatan dalam negeri baru mampu menghasilkan alat-alat kesehatan berteknologi rendah. Bahkan, komponen alat kesehatan tersebut masih berasal dari luar negeri. Ia pun meminta semua pihak bekerja sama melakukan riset dan pengembangan agar Indonesia mampu untuk memenuhi kebutuhan produk kesehatan dalam negeri secara mandiri."Saya kira kalau kita mau betul-betul mandiri dan berdikari di bidang teknologi, termasuk obat-obatan, mau tidak mau yang harus kita kembangkan adalah riset and development. Ini kuncinya," katanya.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

Tidak mampu atau tidak mau mengupayakan? Negeri ini punya cukup SDM yang brilyan tapi tak ada upaya kebijakan yang memberi kesempatan untuk mengembangkan IPTEK yang mumpuni. Kalau mau, pasti bisa....buktinya negeri ini bisa memproduksi pesawat terbang dengan usaha alm pak Habibie

Agak membingungkan dgn menteri bisnis kesehatan Indonesia. Masa selalu diwakilkan anak buahnya ke DPR Dan DPR memakluminya. Ada apa?

yoi alat PCR covid kebanyakan dari China 🤣🤣

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 16. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

BRIN Siap Jajaki Kerja Sama Potensial Riset di Expo 2020 DubaiBADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berharap gelaran World Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE) menjadi momentum untuk penjajakan kerja sama internasional di bidang riset.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »

VIDEO: Utak-atik Jaringan 6G Buat Riset Teleportasi VirtualBelum usai dengan pemerataan jaringan 5G, kini para peneliti di Inggris tengah mengembangkan teleportasi virtual dengan jaringan 6G. Yess
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »

Pabrik Tesla Shanghai Diperkirakan Produksi 300 Ribu Mobil |Republika OnlinePabrik membuat sedan listrik Model 3 dan kendaraan sport Model Y untuk pasar domestik
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Lewat IoT, Egrotek Bantu Pembudidaya Jamur Naikkan Produksi |Republika OnlineLayanan ini memberi solusi untuk pengendalian kelembaban terhadap kumbung jamur.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Peringati Kematian Randi-Yusuf, Mahasiswa: Luka Belum Sembuh |Republika OnlineRandai dan Yusuf meninggal dalam aksi menyelamatkan KPK pada 2019. Letupan senjata bengis penguasa takkan pernah mau diungkap! Nyawa melayang, mereka tertawa girang. Itu lumrah disebuah negeri, Negara itu bernama NKRI
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Dinkes Jakarta: Masih Ada 15 Persen Remaja Belum Divaksin |Republika OnlineDinkes mengatakan salah satu penyebab remaja belum divaksin karena izin orang tua. Remaja paska vaksin ada yg lumpuh ada yg meninggal...bahas dong..? semua vaksin dlm masa uji coba kenapa harus semua remaja...? Tidak ada jaminan Vaksin ' AMAN ' Apa orang yg mati divaksin bisa hidup lg..? Vaksin kopit masih diuji coba shg dampak2nya (KIPI) tidak ada yg bs memastikn Faktanya, yg gak ada komorbidpun bisa wafat (trio fauqi) namun terkadang yg ada komorbid jg gpp. Yg sehat juga bs lumpuh atau pingsan namun banyak yg tak apa2. Jadi tiap orang berbeda2 reaksi tubuhnya
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »